Smartphone Murah Tiongkok Diam-Diam Curi Kuota Pengguna di Afsel hingga Indonesia
Handphone murah asal Tiongkok rupanya diam-diam mengambil uang dari pemakainya. Insiden ini diketahui menerpa beberapa pemakai handphone di Johannesburg, Afrika Selatan.
Tips Mengkilapkan Bulu Ayam Bengkok |
Ceritanya, pemakai namanya Mxolosi beli piranti bermerk Tecno W2 yang dengan cara harga benar-benar murah tetapi bentuknya seperti dengan mode handphone populer seperti Samsung, Nokia, Huawei, dan sebagainya.
"Handphone ini nampak menarik serta menarik. Sebenarnya saya ialah fans Samsung tetapi ingin coba produk baru ini," katanya, seperti disampaikan Buzzfeed News, diambil Selasa (25/8/2020).
Handphone murah brand Tecno W2 sendiri adalah garapan dari perusahaan Tiongkok namanya Transsion. Kecuali Tecno, perusahaan ini jual banyak brand handphone lain pada harga miring. Pasar dari Transsion ialah beberapa negara berubah.
Transsion pertama meluncurkan handphone pada 2014 lantas, selanjutnya tumbuh jadi pemain besar di Afrika. Sampai dapat menaklukkan Samsung serta Nokia.
Sayangnya keberhasilan perusahaan Tiongkok ini justru berbuah simalakama buat pemakai. Mxolosi sekarang ketidaktahuan sebab handphone-nya tetap mendapatkan pesan pop-up berisi iklan yang mengganggu panggilan serta aplikasi pesannya.
Parahnya, sering paket data Mxolosi sering terkuras dengan cara mirakelus. Dia seringkali bisa pesan berlangganan service, walau sebenarnya berasa belum pernah abonemen apa saja.
"Buat saya ini benar-benar mahal. Saya sampai tidak beli paket data sebab sering habis tanpa ada saya gunakan," papar pria 41 tahun ini.
Ternyata berdasar penyelidikan service keamanan mobile Secure-D serta Buzzfeed News, permasalahan ini berlangsung sebab software yang tertancap dengan cara prainstal di handphone-nya. Software jahat ini habiskan paket data sekaligus juga berusaha mengambil uang pemakai.
Menurut hasil penyelidikan, handphone Tecno W2 itu terkena malware xHelper serta Triada yang diam-diam mengambil aplikasi serta berusaha membuat handphone pemakai abonemen ke service, tanpa ada kesepakatan dari pemilik handphone.
Di Afrika Selatan, operator memakai skema punya Secure-D membuat perlindungan jaringan serta konsumen setianya pada transaksi jahat seperti ini.
Secure-D sudah memblok seputar 844 ribu transaksi yang tersambung dengan malware dipasang di beberapa ribu handphone punya Trassion, selama Maret sampai Desember 2019.
Managing Director Secure-D Geoffrey Cleaves menjelaskan, data punya konsumen setia digunakan oleh malware dalam usaha abonemen ke service berbayar.
"Pikirkan begitu cepat datanya akan habis bila usaha abonemen itu sukses," tuturnya.
Tidak cuma pemakai di Afrika Selatan, pemakai Tecno W2 di Ethiopia, Kamerun, Mesir, Ghana, Myanmar, serta Indonesia juga jadi korban atas tindakan ini.
Disamping itu, jubir Transsion menyebutkan, beberapa handphone Tecno W2 yang berisi malware terselinap ini bukanlah datang dari perusahaannya. Transsion justru mempersalahkan vendor yang terjebak dalam proses rantai suplai.
"Kami tetap mengutamakan keamanan data customer serta produk. Setiap piranti lunak yang terpasang pada setiap piranti digerakkan lewat rangkaian kontrol keamanan yang ketat, contohnya dipindai lewat Google Protect, GMS BTS, serta pengujian VirusTotal," tuturnya.
Jubir itu menjelaskan, perusahaan tidak memperoleh keuntungan apa saja dari malware ini. Mereka menampik mengatakan seberapa banyak handphone yang telah terkena malware.